Cari Blog Ini

Rabu, 02 November 2011

Teman Itu...

     Agak terharu juga setelah membaca tulisan random seorang Emmy Kardinasari tentang Analogi Teman (tapi lebih banyak tertawa terpingkal-pingkal sampai berguling-guling di lantai).
     Ya. Banyak definisi tentang seorang teman (mau itu diibaratkan sebagai onde-onde, galon dan payung, sate padang, atau sebagai kuliah Metode Statistika, whatever lahh), yang aku rasakan dan aku alami adalah : mempunyai teman itu sungguh menyenangkan. Kita bisa bercerita pada teman kita. Apakah teman kita menanggapi atau tidak, itu tak menjadi soal. Yang penting aku bisa merasa nyaman dan tak terganggu.
     Seperti pengalamanku berteman dengan teman-temanku di departemen Biokimia. Walaupun ada 81 mahasiswa dalam satu departemen, tak ada satupun dari mereka yang mempunyai sifat yang sama. Semuanya berbeda. Itulah yang membuat pertemanan menjadi sesuatu yang berbeda. Sesuatu yang sangat menarik, dengan segala keunikan mereka masing-masing. Ada yang ngakunya pernah masuk Freemason, ada yang penggila yaoi, yang jenius abis, yang 'gila' dan 'gila-gilaan', sampai yang tak pernah absen untuk tidur di kelas (padahal dia ngakunya ga pernah tidur di kelas). Yaahh, macam-macam lah mereka...
     Tak ada ruginya punya banyak teman. Selain bisa dijadikan tempat 'berkoloni', teman juga bisa dijadikan sebagai tempat untuk menumpahkan segala tekanan batin yang kerap kali melanda kami, mahasiswa Biokimia. Entah itu dengan meminjam laporan, 'lirik-lirik' ketika kuis, atau bahkan sampai terjebak di dalam lift. Teman selalu ada.
     Banyak hal yang bisa kita lakukan bersama teman. Nonton, makan, 'nge-hedon' di perpustakaan, menyusun strategi belajar, memilih pasangan hidup yang tepat, sampai menggunjingkan orang lain dengan nama yang disamarkan (sebut saja bunga, raffles, kumbang, lokus, cantik, GD, Kiko, dan masih banyak lagi...)
     Teman selalu ada untuk membantu ketika kita membutuhkan pertolongan. Sepayung berdua ketika hujan sepulang kuliah, mentraktir ketika kita kehabisan uang, mendekatkan kita dengan seseorang yang kita sukai, atau bahkan mendukung kita ketika kita mempunyai musuh.
     Teman selalu menjadi 'teman' mengobrol yang menyenangkan. Seperti ketika kita beristirahat di antara jam kuliah ditemani secangkir cappuchino. Teman tak pernah bosan mendengar ocehan kita. Walaupun menyakitkan. Walaupun memalukan. Itu bukan masalah, karena seorang teman selalu menginginkan senyum terkembang di bibir temannya.
     Teman selalu berbagi dengan temannya. Tentang cinta, kegalauan, kebahagiaan, bahkan teman selalu berbagi segalanya tentang teman. Berbagi jawaban tugas Genetika Dasar, berbagi martabak bihun, berbagi bekal makan siang, berbagi segelas jus strawberry, dan tentunya : berbagi tempat di hati.
     Teman akan selalu ada selama kita masih mau berteman.

*diketik dengan terburu-buru, karena aku harus segera menghubungi temanku untuk menanyakan Laporan Biofisika Umum.

2 komentar:

  1. Man, I nearly cried, ASEP!!!
    Thanks ya Takumi atas semua dukungan lo buat gue. Wanna keep this friendship forever, ever after :)

    BalasHapus
  2. hehee .. u're welcome ...
    selama ini lo (dan yang lain) udah banyak banget bantu gue ..
    *hiks ..

    BalasHapus

Powered By Blogger